Selasa, Juni 03, 2008

surat motivasi

Dear Vasko,

Kabar gembira!

Dalam rangka memperingati 100 Tahun Kebangkitan
Nasional sekaligus memperkenalkan Asian Brain V.3
PT. Asian Brain IMC saat ini memberikan harga promosi
kepada masyarakat Indonesia untuk bisa mengikuti
program belajar di Asian Brain KHUSUS BULAN PERTAMA
dengan harga Rp.50,000 s/d tanggal 10 Juni 2008.

Ya Vasko, tidak main-main, kami memberikan DISKON
sebesar 75% hingga tanggal 10 Juni 2008, dan begitu
pun kami masih memberikan garansi 100% uang kembali
jika Vasko tidak puas dengan kualitas pembelajaran
yang diberikan oleh Asian Brain!

Untuk informasi lebih lanjut silakan kunjungi situs
kami melalui link di bawah ini:

http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=888999

Klik menu 'cara pembayaran' dan lakukan registrasi
di sana sekarang juga!

Jika Vasko telah melakukan registrasi username dan
password melalui link di atas, Vasko bisa langsung
melakukan pembayaran ke rekening:

1. BCA : 008.30.90.500 ATAU
2. Mandiri: 13.0000.5944.999

Atas nama PT. Asian Brain Internet Marketing Center
Sebesar Rp.50,000 SAJA untuk bulan pertama!

Dengan uang sebesar Rp.50,000, anggap saja Vasko
jajan kopi di Starbucks :-)

PENTING: Kesempatan ini hanya berlaku sampai dengan tanggal
10 Juni 2008, setelah itu harga akan kembali normal.

So, Buruan..! Daftar sekarang juga melalui link ini:
http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=888999

BUKTIKAN kualitas pelajaran di Asian Brain! :-)
Jika Vasko tidak suka, Vasko tinggal minta
Garansi 100% uang kembali!

Jika ada pertanyaan, jangan sungkan untuk email
kepada kami, atau telpon melalui:
(022) 5944-999, 5945-999, 5946-999
SMS: 081.320.6888.98

OK, Kami tunggu kehadiran Vasko di Asian Brain IMC! :-)
Kami JAMIN Vasko pasti suka! :-)

Sukses untuk Vasko! Sukses untuk kita semua!

Salam Kebangkitan Nasional!

Asian Brain Team


P.S. Jika Vasko tidak ingin memanfaatkan kesempatan
diskon ini, tolong forward email ini kepada teman-teman
Vasko, siapa tahu mereka tertarik dengan adanya promo
diskon ini. Kami yakin mereka akan sangat berterima kasih
kepada Vasko, begitu pun kami :-)

http://www.asianbrain.com/index.php?aff_code=888999

miranda gultom

Miranda Goeltom

Dari Wikipedia Indonesia, ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

(Dialihkan dari Miranda Gultom)
Langsung ke: navigasi, cari
Miranda Goeltom ©
Miranda Goeltom ©

Miranda Swaray Goeltom (lahir: Jakarta, 19 Juni 1949) adalah deputi senior gubernur Bank Indonesia saat ini. Sebelumnya dia menjabat sebagai deputi gubernur BI.

Dia juga ikut dalam pemilihan gubernur BI pada tahun 2003 namun dikalahkan Burhanuddin Abdullah dan akhirnya harus puas dengan posisi deputi senior.

[sunting] Pranala luar

MARGA BATAK

Orang Batak mempunyai nama marga/keluarga yang biasanya dicantumkan di-akhir namanya. Nama marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus.
Menurut kepercayaan masyarakat Batak Toba, Induk Marga Batak dimulai dari Si Raja Batak yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putra yakni Guru Tatean Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru Tatean Bulan sendiri mempunyai 4 (empat) orang putra yakni Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja. Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yakni Tuan Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang.
Sedangkan suku batak lainnya mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang asal muasal suku batak. Masyarakat Batak yang tinggal di kawasan sebelah Selatan dari Provinsi Sumatra Utara, Mandailing dan Angkola, kurang sepaham dengan ragam pendapat tentang budaya Batak yang biasanya dianut dan diyakini (bersumber) dari masyarakat Batak yang tinggal di kawasan Utara dan Tengah dari Provinsi Sumatra Utara.
Masyarakat Batak (Mandailing dan Angkola), dominan menganut agama Islam, sehingga menolak mengakui asal-usul Batak dari Si Raja Batak. Pengakuan tentang Si Raja Batak tidak memiliki indikator atau bukti-bukti yang sah. Karena, keberadaan kerajaan sebagai wilayah pemerintahan tidak jelas hingga sekarang. Di Sumatra Utara, peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan justru sangat kuat diwariskan oleh pengaruh Melayu (Islam)
Logikanya, bagaimana Si Raja Batak dapat menjadi asal mula orang Batak? Pertanyaan ini masih perlu dijawab para antropolog.
Dari keturunan (pinompar) mereka inilah kemudian bermunculan berbagai macam marga yang saking banyaknya sampai sekarang belum bisa dipastikan jumlahnya.

Tidak ada pengklasifikasian tertentu atas jenis-jenis marga ini namun biasanya sering disangkutpautkan dengan rumpunnya sebagaimana Bahasa Batak. Misalnya Nasution adalah marga Batak Mandailing, Hutasuhut adalah marga Batak Angkola, Silaban adalah marga Batak Toba, Purba adalah marga Batak Simalungun, Ginting adalah marga Batak Karo, dan seterusnya.

Semua marga ini dapat dilihat kedudukan dari Si Raja Batak di [Tarombo Online]. Di bawah ini adalah daftar nama marga orang Batak.



A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z


[sunting] A

  • Ajartambun, Akarbejadi, Ambarita, Angkat, Aritonang, Aruan

[sunting] B

  • Bako, Banjarnahor, Banuarea, Barasa, Bagariang, Bakkara, Bangun, Barus, Barutu, Batubara, Butarbutar, Bukit, Brahmana , Bancin, Boliala

[sunting] C

  • Capah, Cibero

[sunting] D

  • Damanik, Dalimunthe, Debataraja, Daulay, Doloksaribu, Depari

[sunting] G

  • Ginting, Girsang, Gultom, Gurning, Gurusinga

[sunting] H

  • Harianja, Harahap, Hasibuan, Hasugian, Hotmatua, Hutabarat, Hutagaol, Hutahaean, Hutajulu, Hutasoit, Hutapea, Hutasuhut, Hutauruk, Hutagalung

[sunting] K

  • Kaban, Kacaribu, Kacinambun, Karokaro, Kasilan, Keloko, Kembaren, Ketaren, Kudadiri, Karo, Karosekali, Kombara

[sunting] L

[sunting] M

[sunting] N

  • Nababan, Nadapdap, Nadeak, Naibaho, Naiborhu, Nainggolan, Naipospos, Napitupulu, Nasution, Napitu, Manihuruk

[sunting] P

  • Padang, Pakpahan, Pandia, Pandiangan, Pane, Pangaribuan, Panggabean, Panjaitan, Parapat, Pardede, Pardomuan, Pardosi, Pasaribu, Perangin-angin, Pinem, Pohan, Pulungan, Purba

[sunting] R

  • Rambe, Rajagukguk, Rangkuti, Ritonga, Rumahorbo, Rumapea, Rumasingap, Rumasondi

[sunting] S

  • Sagala, Samosir, Saragi, Saragih, Saruksuk, Sarumpaet, Sembiring, Siadari, Siagian, Siahaan, Siallagan, Siambaton, Sianipar, Sianturi, Sibabiat, Sibagariang, Sibangebange, Sibarani, Sibayang, Sibero, Siboro, Siburian, Sibuea, Sibutarbutar, Sidabalok, Sidabutar, Sidabungke, Sidahapintu, Sidauruk, Sigalingging, Sihaloho, Sihite, Sihombing, Sihotang, Sijabat, Silaban [4], Silaen, Silalahi, Silitonga, SinaBang, Simalango, Simamora, Simandalahi, Simangunsong, Simanjorang, Simanjuntak, Simanungkalit, Simaremare, Simargolang, Simarmata, Simatupang, Simbolon, Simorangkir, Sinabariba, Sinaga [5], Sinambela, Singarimbun, Sinuhaji, Sinulingga, Sinukaban, Sinukapar, Sinupayung, Sinurat, Sipahutar, Sipayung, Sirait [6], Siregar, Siringo-ringo, Sitanggang, Sitepu, Sitindaon, Sitinjak, Sitohang, Sitompul, Sitorus, Situmeang, Situmorang, Situngkir, Solia, Solin, Sormin, Sukatendal, Surbakti, Sinuraya, Silitonga

[sunting] T

  • Tamba, Tambak, Tambun, Tambunan, Tampubolon, Tanjung, Tarigan, Tarihoran, Tinambunan, Tinendung, Tobing, Togatorop, Togar, Torong, Tumangger, Tumanggor, Turnip, Turutan, Tigalingga

[sunting] U

PUSTAHA

PUSTAHA adalah sebuah buku atau surat dalam budaya Batak yang berisi catatan pengobatan tradisional, ilmu-ilmu gaib, keterangan tentang cara menolak hal-hal yang jahat (poda), mantra, ramalan-ramalan baik yang baik maupun yang buruk, serta ramalan mimpi. Buku ini biasa ditulis dengan aksara Batak. Sampul buku ini sering dihiasi dengan motif Ilik, seekor kadal yang melambangkan dewa Boraspati ni Tano.

Pada dasarnya ilmu pengetahuan yang tertulis di dalam pustaha dapat dibagi menjadi tiga bagian besar, yaitu ilmu yang menyambung hidup, ilmu yang menghancurkan hidup dan ilmu nujum. Pustaha digunakan oleh seorang datu atau seorang murid yang belajar untuk menjadi seorang datu. Pustaha biasa dibuat dari kayu atau kulit kayu pohon alim (Acquilaria malaccensis). Ada juga pustaha yang dibuat dari bambu atau bahan lainnya.


Eksemplar

Berikut adalah beberapa contoh eksemplar pustaha yang dikenal:


SURAT BATAK

adalah nama aksara yang digunakan untuk menuliskan bahasa Batak. Surat Batak masih berkerabat dengan aksara Nusantara lainnya.

Daftar isi

[sembunyikan]

[sunting] Ciri khas

Surat Batak adalah sebuah jenis aksara yang disebut abugida, jadi merupakan sebuah perpaduan antara alfabet dan aksara suku kata. Setiap karakter telah mengandung sekaligus konsonan dan vokal dasar. Vokal dasar ini adalah bunyi /a/. Namun dengan tanda diakritis atau apa yang disebut anak ni surat dalam bahasa Batak, maka vokal ini bisa diubah-ubah.

[sunting] Penggunaan

Artikel utama: Sastra Batak

Surat Batak zaman dahulu kala digunakan untuk menulis naskah-naskah Batak yang di antaranya termasuk buku dari kulit kayu yang dilipat seperti akordeon. Dalam bahasa Batak buku tersebut dinamakan pustaha. Pustaha-pustaha ini yang ditulis oleh datu (dukun) berisikan penanggalan dan ilmu nujum. Bahasa yang dipergunakan dalam pustaha-pustaha ini merupakan sebuah dialek kuna bahasa Batak selatan yang banyak dipengaruhi bahasa Melayu.

[sunting] Jenis aksara dan penyebaran

Setiap bahasa Batak memiliki varian Surat Batak sendiri-sendiri. Namun varian-varian ini tidaklah terlalu berbeda satu sama lain.

Diperkirakan penyebaran Surat Batak bermula dari selatan ke utara. Suku Batak pertama yang mengenal tulisan adalah suku Mandailing. Oleh karena itu varian Surat Batak mereka dianggap yang tertua.

SUKU BATAK

Dalam tata pemerintahan Republik Indonesia yang mengikuti tata pemerintahan Kolonial Belanda, setiap sub suku berdiam dalam satu kedemangan yang kemudian dirubah menjadi Kabupaten setelah Indonesia merdeka.

Sub suku Batak Toba berdiam di Kabupaten Tapanuli Utara yang wilayahnya meliputi Ajibata (berbatasan dengan Parapat), Pulau Samosir, Pakkat, serta Sarulla. Empat tahun terakhir ini, Kabupaten Tapanuli Utara sendiri telah dimekarkan menjadi beberapa Kabupaten yakni Kabupaten Tapanuli Utara (ibukota Tarutung), Kabupaten Toba Samosir (ibukota Balige), Kabupaten Samosir (ibukota Pangururan), Kabupaten Humbang (ibukota Siborong-borong), Kabupaten Humbang Hasundutan (ibukota Dolok Sanggul).

Sub suku Batak Karo mayoritas berdiam di Kabupaten Karo dengan ibukota Kabanjahe, namun sebagian juga tersebar di Kabupaten Langkat dan Deli Serdang. Mereka yang bermukim di wilayah Kabupaten Karo kerap disebut sebagai Karo Gunung, sementara yang di Kab. Langkat dan Deli Serdang kerap disebut dengan Karo Langkat.

Sub suku Batak Alas bermukim di wilayah Kabupaten Aceh Tenggara, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Populasi mereka meningkat paska Perang Aceh dimana pada masa perlawanan terhadap kekuasaan kolonial Belanda, suku Batak Toba selalu mengirimkan bala bantuan. Setelah perang usai, mereka banyak yang bermukim di wilayah Aceh Tenggara.

Sub suku Batak Pakpak terdiri atas 5 sub Pakpak yaitu Pakpak Kelasen, Pakpak Simsim, Pakpak Boang, Pakpak Pegagan, bermukim di wilayah Kabupaten Dairi yang kemudian dimekarkan pada tahun 2004 menjadi dua kabupaten yakni: Kabupaten Dairi (ibukota Sidikalang)dan Kabupaten Pakpak Bharat (ibukota Salak). Suku Batak Pakpak juga berdomisili di wilayah Parlilitan yang masuk wilayah Kabupaten Humbang Hasundutan dan wilayah Manduamas yang merupakan bagian dari Kabupaten Tapanuli Tengah.Suku Pakpak yang tinggal diwalayah tersebut menamakan diri sebagai Pakpak Kelasan. Dalam jumlah yang sedikit, suku Pakpak juga bermukim di wilayah Kabupaten Aceh Singkil dan Kota Subulussalam.

Sub suku Batak Simalungun mayoritas bermukim di wilayah Kabupaten Simalungun(ibukota Pematang Siantar) namun dalam jumlah yang lebih kecil juga bermukim di kabupaten Serdang Bedagai dan Kabupaten Asahan.

Sub suku Batak Mandailing dan Angkola bermukim di wilayah Kabupaten Tapanuli Selatan (ibukota Padang Sidempuan) dan Kabupaten Mandailing Natal (sering disingkat dengan Madina dengan ibukota Penyabungan). Kabupaten ini berdiri sejak tahun 1999 setelah dimekarkan dari Kabupaten Tapsel.

Sementara itu, Kabupaten Tapanuli Tengah (ibukota Sibolga)sejak dulu tidak didominasi oleh salah satu sub suku batak. Populasi Batak Toba cukup banyak ditemui di daerah ini, demikian juga dengan Batak Angkola dan Mandailing. Dalam jumlah yang kecil, Batak Pakpak juga bermukim di daerah ini khususnya Kota Barus. Hal ini dimungkinkan karena Tapanuli Tengah terletak di tepi Samudera Hindia yang menjadikannya sebagai pintu masuk dan keluar untuk melakukan hubungan dagang dengan dunia internasional. Salah satu kota terkenal yang menjadi bandar internasional yang mencapai kegemilangannya sekitar abad 5 SM-7 SM adalah Kota Barus.

[sunting] Falsafah Batak

Secara umum, suku Batak memiliki falsafah adat Dalihan Na Tolu yakni Somba Marhula-hula (hormat pada pihak keluarga ibu/istri) Elek Marboru (ramah pada keluarga saudara perempuan) dan Manat Mardongan Tubu (kompak dalam hubungan semarga). Dalam kehidupan sehari-hari, falsafah ini dipegang teguh dan hingga kini menjadi landasan kehidupan sosial dan bermasyarakat di lingkungan orang Batak.

[sunting] Batak pada era modern

Sejarah Batak modern dipengaruhi oleh dua agama samawi yakni Islam dan Kristen. Islam makin kuat pengaruhnya pada saat Perang Padri, melalui aktivitas dakwah yang dilakukan para da'i dari dari negeri Minang. Perluasan penyebaran agama islam juga pernah memasuki hingga ke daerah Tapanuli Utara dibawah pimpinan Tuanku Rao dari Sumatera Barat, namun tidak begitu berhasil. Islam lebih berkembang di kalangan Batak Mandailing dan sebagian Batak Angkola.

Agama Kristen baru berpengaruh di kalangan Batak Angkola dan Toba setelah beberapa kali misi Kristen yang dikirimkan mengalami kegagalan. Misionaris yang paling berhasil adalah I.L. Nommensen yang melanjutkan tugas pendahulunya menyebarkan agama Kristen di wilayah Tapanuli. Ketika itu, masyarakat Batak yang berada di sekitar Tapanuli, khususnya Tarutung, diberi pengajaran baca tulis, keahlian bertukang untuk kaum pria dan keahlian menjahit serta urusan rumah tangga bagi kaum ibu.

Pelatihan dan pengajaran ini kemudian berkembang hingga akhirnya berdiri sekolah dasar dan sekolah keahlian di beberapa wilayah di Tapanuli. Nommensen dan penyebar agama lainnya juga berperan besar dalam pembangunan dua rumah sakit yang ada saat ini, RS Umum Tarutung dan RS HKBP Balige, yang sudah ada jauh sebelum Indonesia merdeka.

Sementara itu, perkembangan pendidikan formal juga terus berlanjut hingga dibukanya sebuah perguruan tinggi bernama Universitas HKBP I.L. Nommensen (UHN) tahun 1954. Universitas ini menjadi universitas swasta pertama yang ada di Sumatra Utara dan awalnya hanya terdiri dari Fakultas Ekonomi dan Fakultas Theologia.

TARUTUNG

Orang Batak mempunyai nama marga/keluarga yang biasanya dicantumkan di-akhir namanya. Nama marga ini diperoleh dari garis keturunan ayah (patrilinear) yang selanjutnya akan diteruskan kepada keturunannya secara terus menerus.
Menurut kepercayaan masyarakat Batak Toba, Induk Marga Batak dimulai dari Si Raja Batak yang diyakini sebagai asal mula orang Batak. Si Raja Batak mempunyai 2 (dua) orang putra yakni Guru Tatean Bulan dan Si Raja Isumbaon. Guru Tatean Bulan sendiri mempunyai 4 (empat) orang putra yakni Saribu Raja, Limbong Mulana, Sagala Raja dan Malau Raja. Sementara Si Raja Isumbaon mempunyai 3 (tiga) orang putra yakni Tuan Sorimangaraja, Si Raja Asiasi dan Sangkar Somalidang.
Sedangkan suku batak lainnya mempunyai pendapat yang berbeda-beda tentang asal muasal suku batak. Masyarakat Batak yang tinggal di kawasan sebelah Selatan dari Provinsi Sumatra Utara, Mandailing dan Angkola, kurang sepaham dengan ragam pendapat tentang budaya Batak yang biasanya dianut dan diyakini (bersumber) dari masyarakat Batak yang tinggal di kawasan Utara dan Tengah dari Provinsi Sumatra Utara.
Masyarakat Batak (Mandailing dan Angkola), dominan menganut agama Islam, sehingga menolak mengakui asal-usul Batak dari Si Raja Batak. Pengakuan tentang Si Raja Batak tidak memiliki indikator atau bukti-bukti yang sah. Karena, keberadaan kerajaan sebagai wilayah pemerintahan tidak jelas hingga sekarang. Di Sumatra Utara, peninggalan-peninggalan sejarah kerajaan justru sangat kuat diwariskan oleh pengaruh Melayu (Islam)
Logikanya, bagaimana Si Raja Batak dapat menjadi asal mula orang Batak? Pertanyaan ini masih perlu dijawab para antropolog.
Dari keturunan (pinompar) mereka inilah kemudian bermunculan berbagai macam marga yang saking banyaknya sampai sekarang belum bisa dipastikan jumlahnya.

Tidak ada pengklasifikasian tertentu atas jenis-jenis marga ini namun biasanya sering disangkutpautkan dengan rumpunnya sebagaimana Bahasa Batak. Misalnya Nasution adalah marga Batak Mandailing, Hutasuhut adalah marga Batak Angkola, Silaban adalah marga Batak Toba, Purba adalah marga Batak Simalungun, Ginting adalah marga Batak Karo, dan seterusnya.

Semua marga ini dapat dilihat kedudukan dari Si Raja Batak di [Tarombo Online]. Di bawah ini adalah daftar nama marga orang Batak.


A B C D E F G H I J K L M N O P Q R S T U V W X Y Z

[sunting] A

* Ajartambun, Akarbejadi, Ambarita, Angkat, Aritonang, Aruan

[sunting] B

* Bako, Banjarnahor, Banuarea, Barasa, Bagariang, Bakkara, Bangun, Barus, Barutu, Batubara, Butarbutar, Bukit, Brahmana , Bancin, Boliala

[sunting] C

* Capah, Cibero

[sunting] D

* Damanik, Dalimunthe, Debataraja, Daulay, Doloksaribu, Depari

[sunting] G

* Ginting, Girsang, Gultom, Gurning, Gurusinga

[sunting] H

* Harianja, Harahap, Hasibuan, Hasugian, Hotmatua, Hutabarat, Hutagaol, Hutahaean, Hutajulu, Hutasoit, Hutapea, Hutasuhut, Hutauruk, Hutagalung

[sunting] K

* Kaban, Kacaribu, Kacinambun, Karokaro, Kasilan, Keloko, Kembaren, Ketaren, Kudadiri, Karo, Karosekali, Kombara

[sunting] L

* Limbong, Lingga, Lubis, Lumbanbatu [1], Lumbangaol, Lumbannahor, Lumbanpea, Lumbanraja, Lumbansiantar, Lumban Tobing[2], Lumbantoruan [3], Lumbantungkup

[sunting] M

* Malau, Manalu, Manik, Manullang, Manurung, Marbun, Marbun, Marpaung, Matondang, Meliala, Munthe

[sunting] N

* Nababan, Nadapdap, Nadeak, Naibaho, Naiborhu, Nainggolan, Naipospos, Napitupulu, Nasution, Napitu, Manihuruk

[sunting] P

* Padang, Pakpahan, Pandia, Pandiangan, Pane, Pangaribuan, Panggabean, Panjaitan, Parapat, Pardede, Pardomuan, Pardosi, Pasaribu, Perangin-angin, Pinem, Pohan, Pulungan, Purba

[sunting] R

* Rambe, Rajagukguk, Rangkuti, Ritonga, Rumahorbo, Rumapea, Rumasingap, Rumasondi

[sunting] S

* Sagala, Samosir, Saragi, Saragih, Saruksuk, Sarumpaet, Sembiring, Siadari, Siagian, Siahaan, Siallagan, Siambaton, Sianipar, Sianturi, Sibabiat, Sibagariang, Sibangebange, Sibarani, Sibayang, Sibero, Siboro, Siburian, Sibuea, Sibutarbutar, Sidabalok, Sidabutar, Sidabungke, Sidahapintu, Sidauruk, Sigalingging, Sihaloho, Sihite, Sihombing, Sihotang, Sijabat, Silaban [4], Silaen, Silalahi, Silitonga, SinaBang, Simalango, Simamora, Simandalahi, Simangunsong, Simanjorang, Simanjuntak, Simanungkalit, Simaremare, Simargolang, Simarmata, Simatupang, Simbolon, Simorangkir, Sinabariba, Sinaga [5], Sinambela, Singarimbun, Sinuhaji, Sinulingga, Sinukaban, Sinukapar, Sinupayung, Sinurat, Sipahutar, Sipayung, Sirait [6], Siregar, Siringo-ringo, Sitanggang, Sitepu, Sitindaon, Sitinjak, Sitohang, Sitompul, Sitorus, Situmeang, Situmorang, Situngkir, Solia, Solin, Sormin, Sukatendal, Surbakti, Sinuraya, Silitonga

[sunting] T

* Tamba, Tambak, Tambun, Tambunan, Tampubolon, Tanjung, Tarigan, Tarihoran, Tinambunan, Tinendung, Tobing, Togatorop, Togar, Torong, Tumangger, Tumanggor, Turnip, Turutan, Tigalingga